“PANCASILA”
adalah kunci rumahku yang hilang
By : Seven Remen Rae
Pamungkas
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
KUNCI RUMAHKU HILANG adalah
ungkapan yang tepat untuk negeriku saat ini, kuncinyapun hilang di rumahku
sendiri. Tanpa ada upaya untuk mencarinya, membiarkan rumah dalam keadaan gelap
gulita dan kotor. Hal ini sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan.
Hari demi hari aku
saksikan negeriku semakin hancur dan terpuruk. Karakter bangsa ini seolah sudah
tak mampu lagi untuk di bangun. Negeri tetanggapun kini tengah menertawakan
kita.
Pasca-reformasi 1998,
kita perlu reframing terhadap identitas kebangsaan dan keindonesiaan setiap
individu. Maraknya kekerasan atas nama agama, dan terjadi konflik horizontal
dan vertikal yang semakin meningkat, serta upaya kemerdekaan lepas dari
Indonesia yang sering muncul di belahan nusantara membuat kita harus
rethingking (memikirkan kembali) terhadap realisasi kebangsaan Indonesia.
Munculnya suara anti-demokrasi, anti-kebangsaan, dan munculnya ironi mayoritas
yang terus mendiskriminasi kelompok minoritas , serta keberadaan yang semakin
terpuruk oleh kasus hukum dan KKN, yang memberikan sinyal terhadap pudarnya karakter dan identitas
kebangsaan Indonesia. Negara yang dulu terkenal dengan negara yang pro-rakyat
dan pluralistik kini telah berubah menjadi negara yang berbudaya kekerasan, anti-rakyat
dan bahkan menjadi predator bagi rakyatnya. Kini, negeri ini terkenal sebagai
“Negeri Korup”. Kehidupan yang tidak lagi memberikan keharmonisan, melainkan
keruwetan, kebingungan dan frustasi sosial. Icon (lambang) negeri ini “GARUDA”
seolah-olah sudah tak mampu lagi kibarkan sayapnya.
Namun, membangun
karakter bangsa dan penghapus konflik-konflik tersebut ialah bukan hal yang
mustahil, apabila kita kembali ke fitrah kita yaitu kembali kepada “PANCASILA”.
Pancasila sebagai karakter bangsa harus terus digali, dikembangkan, dan
dipelihara secara utuh.
Selama ini, kita lupa
akan ideologi, kita lupa bahwa pancasila adalah “Way of Life”.
Karakter bangsa akan terbangun, konflik-konflik tidak akan terjadi apabila kita
ingat akan ideologi kita yaitu Pancasila.
Pancasila bukanlah frase
mati, tapi ia adalah semangat jiwa dan ideologi bangsa yang terus bergelora.
Namun, hal itu tak lepas dari dukungan
dan perhatian setiap elemen masyarakat untuk membumikan kembali
pancasila sebagai nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kini, kita harus mencari
“Kunci Rumah” kita yang telah hilang. Bersihkan rumah dan terangi
kembali rumah kita. Dengan begitu, karakter bangsa yang kokoh dan kuat akan
tercipta. Tak ‘kan ada yang mampu menggoyahkannya.
Kembalilah ke fitrah!!!
0 komentar:
Posting Komentar
komentarnya yang realistis dan rasional ya...........